Ketika kamu masih balita,
Aku tergeletak di jalanan.
Lalu kamu mengambilku,
Aku yang kotor,
Aku yang bau,
Kau suruh mamamu memandikanku
Ketika kamu kesepian,
kamu memanggil-manggil namaku
"Mimi, ke sini!"
Padahal kamu tahu, aku tidak bisa menghampirimu.
Lalu kamu mengajakku minum teh.
Menceritakan dongeng tentang kue jahe.
Ketika kamu mulai sekolah,
kamu mengajakku.
Lalu teman-temanmu merebutku.
Dan melempar-lemparkan aku.
Kamu menangis,
kamu bilang pada mama.
"Kana tidak suka sekolah."
Ketika kamu mulai mengerti arti kata 'teman'
Kamu tak punya seorangpun.
Hanya aku.
Ketika mama-papamu membujukmu
Supaya bermain bersama yang lain.
Kamu hanya tersenyum
Dan berkata,
"Kana tidak butuh teman."
Ketika kamu sedih,
Kamu menangis, aku mendengarkan.
Ketika kamu kesal,
kamu bicara, aku mendengarkan.
Ketika kamu senang,
kamu tertawa, aku mendengarkan.
Lalu kamu berdoa pada Tuhan.
Supaya aku bisa berkata-kata.
Ketika tahun baru tiba,
Papamu bekerja,
Mamamu juga,
Teman-temanmu berlibur.
Kamu dan aku bermain-main
Lalu kamu bilang,
"Aku ingin seperti teman-temanku."
Ketika kita menonton tv
Papa-mamamu datang.
Mereka saling memaki
Kita sama-sama diseret ke kamar.
Dipaksa tidur.
Ketika orangtuamu bertengkar lagi.
Kamu dan aku bersembunyi di lemari.
Berpelukan erat.
Takut terjadi hal buruk.
Lalu aku merasa lenganku basah.
Rupanya kamu menangis.
Ketika papa-mamamu ada di persidangan,
kamu kesepian di rumah.
Lalu kamu memungutku,
Mengajakku melihat dunia luar.
Pergi dari rumah mengerikan itu.
Kita jalan-jalan.
Dan aku menyaksikannya.
Tubuhku dibasahi sesuatu berwarna merah.
Hari ini,
Aku tidur di sampingmu.
Aku sudah mandi.
Tapi kamu belum.
Mamamu menangis.
Papamu juga.
Kamu masih tertidur lama.
Ada benda aneh di lenganmu, tubuhmu...
(2 April 2011)
0 Comments